Inventarisasi Tumbuhan yang Digunakan dalam Upacara Adat Pernikahan Etnis Krowe Desa Kajowair Kecamatan Hewokloang Kabupaten Sikka

Oktovianti Deru, Mariana Sada, Yuliana Dua Solo

Abstract


Indonesia merupakan negara megabiodiversity karena kekayaan sumber daya hayati. Indonesia juga memiliki kurang lebih 300 kelompok etnis yang tersebar dari Sabang sampai Merauke yang memiliki kehidupan sosial dan budaya masing-masing. Kebudayaan adalah kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain serta kebiasaan-kebiasaan yang didapatkan oleh manusia sebagai anggota masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk menginventarisasi jenis tumbuhan yang digunakan dalam upacara adat pernikahan etnis Krowe. Penelitian ini dilaksanakan dari tanggal 17 Oktober – 17 November 2022 di Desa Kajowair, menggunakan metode kualitatif deskriptif. Sampel penelitian ini berjumlah 20 orang yang terdiri dari Ketua adat 1 orang, tokoh adat 4 orang dan masyarakat 15 orang. Berdasarkan hasil penelitian, ditemukan 20 jenis yang dikelompokkan dalam 12 famili yaitu Zingiberaceae, Poaceae, Piperaceae, Musaceae, Arecacea, Moraceaea, Myrtaceae, Bromeliaceae, Amaryllidaeceae, Solanaceae, Musaceae dan Rutacaea. Bagian tubuh tumbuhan yang dimanfaatkan dalam upacara adat pernikahan adalah batang, daun, bunga, buah dan biji. Bagian tubuh tumbuhan digunakan sebagai media, makanan, dan minuman dalam upacara adat.


Keywords


Etnis Krowe; Inventarisasi; Pernikahan; Tumbuhan; Upacara Adat

References


M. Sada and J. Jumari, “Etnobotani Tumbuhan Upacara Adat Etnis Ngadha di Kecamatan Jerebu’u Kabupaten Ngada, Propinsi Nusa Tenggara Timur,” J. Saintek Lahan Kering, vol. 1, no. 2, pp. 19–21, Dec. 2018, doi: 10.32938/slk.v1i2.503.

Hulyati, R. Syamsuardi, “Studi Etnobotani pada Tradisi Balimau di Kota Pariaman, Sumatera Barat,” J. Biol. Univ. Andalas J Bio UA, vol. 3, no. 1, pp. 14–19, Mar. 2014.

I. G. P. Suryadarma, “Keanekaragaman Tumbuhan Bahan Kebugaran Dalam Naskah Lontar Rukmini Tatwa Masyarakat Bali,” Biota J. Ilm. Ilmu-Ilmu Hayati, pp. 290–300, Jun. 2011, doi: 10.24002/biota.v15i2.2728.

A. A. Ramadhani, A. Munir, and S. Samai, “Etnobotani Dalam Upacara Adat Pernikahan Suku Tolaki Kabupaten Konawe Sulawesi Tenggara,” J. Educ. FKIP UNMA, vol. 9, no. 2, pp. 472–477, Apr. 2023, doi: 10.31949/educatio.v9i2.4766.

A. R. Atok, A. Hikmat, and E. A. M. Zuhud, “ETNOBOTANI MASYARAKAT SUKU BUNAQ (Studi Kasus di Desa Dirun, Kecamatan Lamaknen Kabupaten Belu, Provinsi Nusa Tenggara Timur),” Media Konserv., vol. 15, no. 1, Art. no. 1, 2010, doi: 10.29244/medkon.15.1.%p.

N. Erista, “Inventory of Plants Used in the Krowe Ethnic Ceremony of Pogon Village,” EduMatika J. MIPA, vol. 2, no. 2, pp. 31–34, Jun. 2022, doi: 10.56495/emju.v2i2.178.

R. Duri, “ETNOBOTANI TUMBUHAN UPACARA ADAT PERNIKAHAN SUKU MELAYU DI DESA MULIA KERTA KECAMATAN BENUA KAYONG KABUPATEN KETAPANG,” J. Protobiont, vol. 11, no. 1, pp. 17–23, 2022.

L. Ramadhani, T. Oktavianti, A. Andriani, N. Nafsiah, R. J. Sihite, and A. B. Suwardi, “Studi etnobotani ritual adat pernikahan Suku Tamiang di Desa Menanggini Kabupaten Aceh Tamiang Provinsi Aceh,” Bioma J. Ilm. Biol., vol. 10, no. 1, pp. 80–92, 2021.

F. NOVEN, “Ritus Legen Ala Bagi Perempuan SikkA-Krowe Sebagai Syarat Menuju Perkawinan Adat,” undergraduate, STFK Ledalero, 2020. Accessed: Oct. 02, 2023. [Online]. Available: http://repository.iftkledalero.ac.id/19/

W. Sujarwo and S. G. Lestari, “STUDI ETNOBOTANI TUMBUHAN OBAT DAN UPACARA ADAT HINDU DI BALI,” Bul. Kebun Raya, vol. 21, no. 2, Art. no. 2, Jul. 2018.

object Serli Touwely, A. Ch. Kakiay, and K. Makulua, “SIRIH PINANG SEBAGAI SIMBOL PEMERSATU KELUARGA (suatu kajian pemaknaan budaya sirih pinang dalam konteks masyarakat Riring, Kecamatan Taniwel),” NOUMENAJurnal IlmuSosial Keagamaan, vol. 1, no. 1, pp. 12–27, Jun. 2020.

E. Suminar, “SIMBOL DAN MAKNA SIRIH PINANG PADA SUKU ATONI PAH METO DI TIMOR TENGAH UTARA,” J. Komun. DAN BISNIS, vol. 8, no. 1, Art. no. 1, Aug. 2020, doi: 10.46806/jkb.v8i1.648.

N. Fauzana, A. A. Pertiwi, and N. Ilmiyah, “Etnobotani Kelapa (Cocos nucifera L.) di Desa Sungai Kupang Kecamatan Kandangan Kabupaten Hulu Sungai Selatan,” Al Kawnu Sci. Local Wisdom J., vol. 01, no. 01, pp. 45–56, 2021, doi: 10.18592/alkawnu.v1i1.5073.

L. Lenrawati, “Peran Kelapa dalam Kehidupan Sosial Budaya Masyarakat Selayar,” Pangadereng, vol. 6, no. 1, pp. 87–96, 2020, doi: 10.36869/pjhpish.v6i1.114.

B. Arnoldus, A. M. Kasim, and N. Chotimah, “MENGGALI NILAI RITUAL HULER WAIR (PENERIMA TAMU) DI DESA NENBURA KECAMATAN DORENG KABUPATEN SIKKA,” CERMIN J. Penelit., vol. 4, no. 2, p. 217, Dec. 2020, doi: 10.36841/cermin_unars.v4i2.562.




DOI: http://dx.doi.org/10.55241/spibio.v5i1.277

Refbacks

  • There are currently no refbacks.



Creative Commons License

Spizaetus: Jurnal Biologi dan Pendidikan Biologi published by Program Studi Pendidikan Biologi * Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan * Universitas Nusa Nipa * Maumere is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.