http://spizaetus.nusanipa.ac.id/index.php/spizaetus/issue/feedSpizaetus: Jurnal Biologi dan Pendidikan Biologi2024-02-01T01:29:25+00:00Yohanes Barebareyohanes@gmail.comOpen Journal Systems<div><table cellpadding="2"><tbody align="top"><tr><td width="100px">Journal Title</td><td><strong>Spizaetus: Jurnal Biologi dan Pendidikan Biologi</strong></td></tr><tr><td>ISSN/E-ISSN</td><td><strong><a href="https://issn.brin.go.id/terbit/detail/1579242643" target="_blank">2716-151X</a> / <a href="https://issn.brin.go.id/terbit/detail/1593069423" target="_blank">2722-869X</a></strong></td></tr><tr><td>DOI Prefix</td><td><strong>10.55241 <strong>by Crossref</strong></strong></td></tr><tr><td>Editor in Chief</td><td><strong><a>Oktavius Yoseph Tuta Mago, S.Si., M.Si</a>,</strong></td></tr><tr><td>Publisher</td><td><a href="https://biologi.nusanipa.ac.id/" target="_blank"><strong>Program Studi Pendidikan Biologi, FKIP, Universitas Nusa Nipa</strong></a></td></tr><tr><td>Frequency</td><td><strong><a href="/index.php/spizaetus/issue/archive">3 issues per year (February, June, and October)</a><br /></strong></td></tr><tr><td valign="top">Citation Analysis</td><td><strong></strong><strong><a href="https://app.dimensions.ai/discover/publication?search_mode=content&and_facet_source_title=jour.1439824" target="_blank">DIMENSIONS</a> <strong>| </strong><a href="https://scholar.google.co.id/citations?user=Jc3IqEcAAAAJ&hl=en&authuser=4" target="_blank">Google Scholar</a></strong><strong> | <a href="https://garuda.kemdikbud.go.id/journal/view/18786" target="_blank">GARUDA</a> <strong>| <a href="https://sinta.kemdikbud.go.id/journals/profile/10798" target="_blank">SINTA</a></strong></strong></td></tr></tbody></table><p title="register">For the author interested in submitting the manuscript, kindly <a href="/index.php/spizaetus/user/register" target="_blank"><strong>register</strong></a> yourself. The author guidelines can be viewed here, and the manuscript template can be downloaded <strong><a href="https://docs.google.com/document/d/1J2Tbxyye0N2pBWyRErj8xEqb3lJDuQUY/edit" target="_blank">here</a>.</strong></p><p>Already have a Username/Password for <strong>Spizaetus: Jurnal Biologi dan Pendidikan Biologi</strong>? go to <strong><a href="/index.php/spizaetus/login" target="_self">login</a>.</strong></p></div>http://spizaetus.nusanipa.ac.id/index.php/spizaetus/article/view/277Inventarisasi Tumbuhan yang Digunakan dalam Upacara Adat Pernikahan Etnis Krowe Desa Kajowair Kecamatan Hewokloang Kabupaten Sikka2024-02-01T01:29:25+00:00Oktovianti Deruoktaviantideru7@gmail.comMariana Sadanuwamar990@gmail.comYuliana Dua Solosolo@gmail.com<p align="justify">Indonesia merupakan negara <em>megabiodiversity </em>karena kekayaan sumber daya hayati. Indonesia juga memiliki kurang lebih 300 kelompok etnis yang tersebar dari Sabang sampai Merauke yang memiliki kehidupan sosial dan budaya masing-masing. Kebudayaan adalah kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain serta kebiasaan-kebiasaan yang didapatkan oleh manusia sebagai anggota masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk menginventarisasi jenis tumbuhan yang digunakan dalam upacara adat pernikahan etnis Krowe. Penelitian ini dilaksanakan dari tanggal 17 Oktober – 17 November 2022 di Desa Kajowair, menggunakan metode kualitatif deskriptif. Sampel penelitian ini berjumlah 20 orang yang terdiri dari Ketua adat 1 orang, tokoh adat 4 orang dan masyarakat 15 orang. Berdasarkan hasil penelitian, ditemukan 20 jenis yang dikelompokkan dalam 12 famili yaitu <em>Zingiberaceae, Poaceae, Piperaceae, Musaceae, Arecacea, Moraceaea, Myrtaceae, Bromeliaceae, Amaryllidaeceae, Solanaceae, Musaceae </em>dan<em> Rutacaea</em>.<em> </em>Bagian tubuh tumbuhan yang dimanfaatkan dalam upacara adat pernikahan adalah batang, daun, bunga, buah dan biji. Bagian tubuh tumbuhan digunakan sebagai media, makanan, dan minuman dalam upacara adat.</p>2024-02-01T01:29:25+00:00Copyright (c) 2024 oktoviantideru oktoviantideruhttp://spizaetus.nusanipa.ac.id/index.php/spizaetus/article/view/306Analisis Kelayakan Modul Virus dalam Kehidupan sebagai Bahan Ajar Biologi Kelas X SMA/MA2024-02-01T01:29:25+00:00Nuris Fu'aidanurisfuaida2@gmail.comEva Nurul Malahayatimalahayati@gmail.comDevita Sulistianasulistiana@gmail.com<p class="judul" align="justify">Pada proses pembelajaran ada beberapa komponen pembelajaran salah satunya adalah bahan ajar. Bahan ajar memiliki peran penting untuk membantu siswa memahami materi pembelajaran. Analisis masalah di lapangan menunjukkan 37% dari 90 sampel siswa SMA/MA kesulitan memahami dan membedakan struktur virus maupun bentuk virus yang ada di buku paket. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelayakan Modul Virus dalam Kehidupan sebagai bahan ajar biologi kelas X SMA/MA. Metode penelitian menggunakan model penelitian ADDIE yang dibatasi hingga tahap <em>Development</em> (pengembangan). Pengambilan data kelayakan Modul Virus menggunakan angket lembar validasi ahli materi, ahli media, dan ahli bahasa yang dianalisis secara deskriptif. Hasil validasi ahli media rata-rata sebesar 78%, rata-rata hasil validasi ahli materi sebesar 84%, dan rata-rata hasil validasi ahli bahasa sebesar 79%, dapat disimpulkan bahwa Modul Pembelajaran Virus Dalam Kehidupan termasuk dalam kriteria layak dan dapat dilanjutkan ke tahap <em>Implementation</em> atau uji coba produk. Dengan adanya modul pembelajaran virus ini, diharapkan pembelajaran lebih menarik dan siswa lebih antusias belajar sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa.</p>2024-02-01T01:29:25+00:00Copyright (c) 2023 Nuris Fu'aidahttp://spizaetus.nusanipa.ac.id/index.php/spizaetus/article/view/323Pengaruh Joyful Learning Berbantuan Metode Mind Maps terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas XI MIA SMAN 1 Pancurbatu2024-02-01T01:29:25+00:00Jeneri Puspita Sari Br. Linggajeneripuspita@gmail.comSyarifah Widya Ulfaulfa@gmail.comReflina Reflinareflina@gmail.com<p align="justify">Proses pembelajaran pada beberapa sekolah belum dilaksanakan secara optimal. Saat melakukan observasi lapangan, sesuai kenyataan yang terjadi di temukan beberapa hal seperti, 1) guru belum memusatkan pembelajaran, 2) kurangnya peran siswa dalam proses pembelajaran, 3) suasana yang kurang kondusif. Dalam hal ini pendekatan pembelajaran yang cocok untuk digunakan yaitu kombinasi pendekatan <em>Joyful Learning</em> berbantukan metode <em>Mind Maps</em> dalam kombinasi pendekatan dan metode ini maka akan terlihat bagaimana siswa dapat berperan aktif dalam proses pembelajaran. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pendekatan <em>Joyful Learning </em>terhadap hasil belajar pada materi sistem koordinasi kelas XI MIA SMA NEGERI 1 PANCURBATU. Jenis penelitian ini adalah penelitian <em>Quasi Eksperiment </em>dengan menggunakan desain <em>pretest posttes control group design </em>dengan dua kelas yaitu eksperimen dan kontrol. Teknik pengumpulan data menggunakan instrumen tes yang berupa piliha berganda. Teknik analisis data menggunakan program SPSS versi 22. Berdasarkan uji hipotesis menggunakan “<em>Independent sample t test” </em>dan uji regresi linier sederhana menunjukkan nilai <em>Sig. (2-tailed) </em>sebesar 0,005 < 0,05, dan nilai R² 0,976, maka dapat disimpulkan bahwa H₀ ditolak dan Hₐ diterima. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi sebagai dasar pertimbangan, pendukung dan sumbangan pemikiran untuk penelitian berikutnya.</p>2024-02-01T01:29:25+00:00Copyright (c) 2024 Jeneri Puspita Sarihttp://spizaetus.nusanipa.ac.id/index.php/spizaetus/article/view/327Keanekaragaman Pterygota di Taman Sains Air Sempiang Bengkulu2024-02-01T01:29:25+00:00Febrina Kusuma Wardhanifbrnksmwrdh@gmail.comAbdul Rahman SingkamSingkam@gmail.comAbas AbasAbas@gmail.com<p align="justify">Pterygota merupakan subkelas dari Insekta yang ciri khasnya memiliki sayap. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui keanekaragaman pterygota baik kelompok endopterygota maupun eksopterygota di Taman Sains Air Sempiang Bengkulu. Pengumpulan data menggunakan <em>purposive sampling</em> dengan metode jelajah. Penelitian ini dilakukan mulai dari Februari hingga April 2023. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif berdasarkan morfologi dari pterygota berupa warna tubuh, bentuk tubuh, bentuk sayap, tipe kepala dan tipe mulut. Hasil penelitian ditemukan 85 individu, 19 jenis pterygota dari 6 ordo dan 15 famili. Anggota Libelludidae merupakan ordo dari pterygota yang paling sering dijumpai. Jenis yang paling sering dijumpai adalah <em>Nyctemera lacticinia</em> dengan kelimpahan relatif sebesar 10,58%. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa keanekaragaman pterygota di Taman Sains Air Sempiang Bengkulu tergolong cukup banyak karena didapatkan spesies sebanyak 19 jenis dari famili yang berbeda-beda. Implikasi penelitian ini dalam perkembangan ilmu pengetahuan agar semakin banyak jenis-jenis dari pterygota yang dapat diketahui di Indonesia khususnya wilayah Sumatera.<em></em></p>2024-02-01T01:29:25+00:00Copyright (c) 2024 Febrina Kusuma Wardhanihttp://spizaetus.nusanipa.ac.id/index.php/spizaetus/article/view/331Studi Komparatif Antara Tutup Filter dan Tutup Rapat pada Pertumbuhan Vegetatif Fase Pertumbuhan Planlet pada Anggrek Dendrobium donny rizal2024-02-01T01:29:25+00:00Alifia Hasna Azzah Fillahmhs20320027@upgris.ac.idPraptining RahayuRahayu@gmail.comLussana Rosita DewiDewi@gmail.com<p>Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penggunaan tutup botol yang tepat pada pertumbuhan anggrek <em>Dendrobium donny rizal</em> antara penggunaan tutup botol filter dengan tutup botol rapat. Sampel penelitian terdiri dari 30 planlet anggrek D. <em>donny rizal</em> dengan diambil 5 planlet sebagai satuan pengukuran. Data tersebut diolah dengan menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan satu faktor perlakuan yaitu tutup filter dan tutup rapat. Terdapat 2 perlakuan dengan 6 kali ulangan. Data penelitian diambil dengan teknik pengamatan dan pengukuran objek secara langsung dengan cara mengukur dan menghitung objek sesuai dengan parameter yang diamati. Data dianalisis dengan uji-t independent dengan taraf kepercayaan 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis tutup botol kultur berpengaruh terhadap semua parameter pertumbuhan vegetatif anggrek D. <em>donny rizal.</em> Planlet yang ditanam dengan tutup botol berfilter mempunyai ukuran tinggi tanaman, pertumbuhan akar, dan pertumbuhan daun yang lebih besar dibandingkan dengan planlet yang ditanam di tutup botol rapat. Hal ini dikarenakan pada penggunaan tutup botol berfilter terjadi pergantian udara dari dan ke dalam botol kultur yang berpengaruh pada peningkatan laju proses fotosintesis</p>2024-02-01T01:29:25+00:00Copyright (c) 2024 Alifia Hasna Azzah Fillahhttp://spizaetus.nusanipa.ac.id/index.php/spizaetus/article/view/334Pemanfaatan Greenhouse sebagai Sarana dan Prasarana Pembelajaran Berbasis Lingkungan (Ekoliterasi)2024-02-01T01:29:25+00:00Ana NurhasanahNurhasanah@gmail.comAmanda Sabrina Z. Pamanda@gmail.comSalsa Nazela2227210105@untirta.ac.idSolehhudin WahabWahab@gmail.com<p align="justify"><span>Pembelajaran berbasis lingkungan dapat dilakukan sejak dini karena sangat berpengaruh penting terhadap perkembangan kesadaran peserta didik mengenai pengelolaan lingkungan yang baik. Pembelajaran berbasis lingkungan diharapkan dapat mengubah pandangan bahwa sekolah yang baik tidak selalu bergantung pada alat peraga mahal, tetapi dapat menggunakan lingkungan sekolah sebagai sumber pengetahuan lainnya.</span><span> Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif dan metode deskriptif, dengan teknik pengumpulan yaitu melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi. Data yang terkumpul dianalisis melalui tahapan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dengan dilaksanakannya kegiatan pemanfaatan <em>greenhouse</em> sebagai sarana dan prasarana pembelajaran berbasis lingkungan di sekolah dasar, membantu menanamkan karakter peserta didik yang peduli lingkungan, menjaga dan melestarikan lingkungan, serta tidak mencemari lingkungan. Dalam penelitian ini juga menunjukkan adanya kemajuan dari pemanfaatan <em>greenhouse</em> dalam ekoliterasi yang terimplementasi melalui berkurangnya penggunaan plastik di lingkungan sekolah.</span></p>2024-02-01T01:29:25+00:00Copyright (c) 2024 Salsa Nazelahttp://spizaetus.nusanipa.ac.id/index.php/spizaetus/article/view/338Penerapan Model Discovery Learning Berbasis Lesson Study Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Materi Bagian-Bagian Tumbuhan Kelas IV Sekolah Dasar2024-02-01T01:29:25+00:00Melkior Ronaldo Repenaldorepe@gmail.comYohanes Ehe Lawotanlawotanehe123@gmail.comHermus Heroherohermus@gmail.com<span style="font-size: 11.0pt; font-family: 'Arial Nova','sans-serif'; mso-fareast-font-family: 'MS Mincho'; mso-bidi-font-family: 'Times New Roman'; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-language: DE; mso-bidi-language: AR-SA;">Penelitian ini dilatarbelakangi oleh hasil observasi di sekolah tujuan yaitu masih rendahnya hasil belajar siswa karena belum mencapai KKM yang ditetapkan yaitu 68. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa materi bagian-bagian tumbuhan setelah menerapkan model <em>discovery</em> <em>learning</em> pada siswa kelas IV SDK Nita 1. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas berbasis <em>lesson</em> <em>study</em> yang dilakukan dalam bentuk siklus dengan tahapan <em>plan-do-see</em>. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV SDK Nita 1 yang berjumlah 24 orang dengan rincian 13 siswa laki-laki dan 11 siswa perempuan. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi dan tes dengan instrumen penelitian yaitu lembar observasi pelaksanaan pembelajaran, lembar observasi aktivitas siswa dan soal tes hasil belajar. Hasil penelitian diperoleh, pada siklus 1 pelaksanaan pembelajaran sebesar 89,47, pengamatan aktivitas siswa sebesar 75%, dan terdapat 13 (54,17%) siswa tuntas serta 11 (45,83%) siswa tidak tuntas. Pada siklus 2 pelaksanaan pembelajaran sebesar 92,11, pengamatan aktivitas siswa sebesar 81,02%, dan terdapat 19 (79,19%) siswa tuntas serta 5 (20,83%) siswa tidak tuntas. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar pada siklus 2. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa penerapan model <em>discovery</em> <em>learning</em> dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi bagian-bagian tumbuhan kelas IV SDK Nita 1.</span><span style="font-size: 11.0pt; font-family: 'Arial Nova','sans-serif'; mso-fareast-font-family: 'MS Mincho'; mso-bidi-font-family: 'Times New Roman'; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-language: DE; mso-bidi-language: AR-SA;">Penelitian ini dilatarbelakangi oleh hasil observasi di sekolah tujuan yaitu masih rendahnya hasil belajar siswa karena belum mencapai KKM yang ditetapkan yaitu 68. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa materi bagian-bagian tumbuhan setelah menerapkan model <em>discovery</em> <em>learning</em> pada siswa kelas IV SDK Nita 1. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas berbasis <em>lesson</em> <em>study</em> yang dilakukan dalam bentuk siklus dengan tahapan <em>plan-do-see</em>. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV SDK Nita 1 yang berjumlah 24 orang dengan rincian 13 siswa laki-laki dan 11 siswa perempuan. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi dan tes dengan instrumen penelitian yaitu lembar observasi pelaksanaan pembelajaran, lembar observasi aktivitas siswa dan soal tes hasil belajar. Hasil penelitian diperoleh, pada siklus 1 pelaksanaan pembelajaran sebesar 89,47, pengamatan aktivitas siswa sebesar 75%, dan terdapat 13 (54,17%) siswa tuntas serta 11 (45,83%) siswa tidak tuntas. Pada siklus 2 pelaksanaan pembelajaran sebesar 92,11, pengamatan aktivitas siswa sebesar 81,02%, dan terdapat 19 (79,19%) siswa tuntas serta 5 (20,83%) siswa tidak tuntas. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar pada siklus 2. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa penerapan model <em>discovery</em> <em>learning</em> dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi bagian-bagian tumbuhan kelas IV SDK Nita 1.</span>2024-02-01T01:29:25+00:00Copyright (c) 2024 Melkior Ronaldo Repe, Yohanes Ehe Lawotan, Hermus Herohttp://spizaetus.nusanipa.ac.id/index.php/spizaetus/article/view/339Keanekaragaman dan Hubungan Kekerabatan Fenetik Spesies Anggota Famili Apocynaceae di Kawasan Kampus Universitas Sebelas Maret, Surakarta2024-02-01T01:29:25+00:00Dewi Diharjodewidiharjo_dewi@student.uns.ac.idNurmiyati Nurmiyatinurmiyati@gmail.com<p align="justify">Apocynaceae merupakan salah satu famili tumbuhan tingkat tinggi yang memiliki keanekaragaman sekitar 2.000 spesies yang tersebar di daerah tropis dan subtropis. Salah satu tempat eksplorasi keanekaragaman spesies anggota famili Apocynaceae adalah di Kampus Universitas Sebelas Maret, Surakarta yang memiliki potensi sebagai pertumbuhan berbagai tanaman tingkat tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keanekaragaman dan hubungan kekerabatan spesies anggota famili Apocynaceae berdasarkan karakteristik morfologi di Kampus Universitas Sebelas Maret, Surakarta. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksplorasi. Sampel yang didapat kemudian diidentifikasi berdasarkan 15 ciri karakteristik morfologi menggunakan kunci determinasi <em>Flora of Java</em>, lalu mendeskripsikan karakter morfologi sesuai fakta di lapangan. Hasil penelitian ditemukan sembilan spesies anggota famili Apocynaceae yang terdiri dari lima genus berbeda yaitu spesies <em>Tabernaemontana divaricata </em>L.<em>, Tabernaemontana corymbose</em> L.<em>, Catharanthus roseus</em> L.<em>, Catharanthus lanceus</em> L.<em>, Cerbera manghas</em> L.<em>, Plumeria acuminata</em> L.<em>, Plumeria inodora</em> L.<em>, Plumeria alba</em> L.<em>, </em>dan<em> Adenium obesum</em> L. Analisis klaster berdasarkan parameter 15 ciri karakter morfologi yang dilakukan menggunakan metode pengelompokan UPGMA (<em>Unweighted Pair Group Method using Arithmetic Average</em>) menghasilkan dua klaster. Hasil analisis komponen utama karakter morfologi yang paling mempengaruhi dalam hasil pengelompokan spesies famili Apocynaceae adalah tipe percabangan, warna bunga, bentuk daun, posisi mahkota bunga, tipe perbungaan, pangkal daun, habitus, bentuk buah dan biji.</p>2024-02-01T01:29:25+00:00Copyright (c) 2024 dewi diharjo dewihttp://spizaetus.nusanipa.ac.id/index.php/spizaetus/article/view/343Efektivitas Penyinaran dan ZPT (2,4-D dengan BAP) terhadap Induksi Kalus Daun Jambu Air (Syzygium aqueum) var. Cincalo Weha secara in Vitro2024-02-01T01:29:25+00:00Saripah Saripahsaripah0223@gmail.comSusiyanti Susiyantisusiyanti@untirta.ac.idSulastri Isminingsihsulastri@untirta.ac.idZahratul Millahzmillah_untirta@yahoo.comJambu air var. Cincalo Weha merupakan plasma nutfah tanaman lokal yang berasal dari Desa Gondrong, Provinsi Banten. Jambu ini memiliki potensi ekonomi untuk dikembangkan, namun tidak diimbangi dengan ketersediaan bibit jambu air yang berkualitas. Kultur jaringan merupakan salah satu alternatif penyediaan bibit yang seragam, bebas penyakit dan dalam jumlah besar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas penyinaran dan ZPT (2,4-D dengan BAP) dalam menginduksi kalus daun jambu air var. Cincalo Weha secara <em>in vitro</em>. Rancangan percobaan yang digunakan Rancangan Petak Terbagi dengan Rancangan Acak Kelompok sebagai rancangan dasar, ulangan 4 blok dan terdiri dari 2 faktor. Faktor pertama adalah penyinaran: 16 jam (L<sub>1</sub>) dan 24 jam (L<sub>2</sub>). Faktor kedua adalah ZPT (2,4-D dan BAP): (tanpa 2,4-D dan BAP) (K<sub>0</sub>); (2,4-D 1 mg/L + BAP 0,5 mg/L) (K<sub>1</sub>); (2,4-D 2 mg/L + BAP 0,5 mg/L) (K<sub>2</sub>); dan (2,4-D 3 mg/L + BAP 0,5 mg/L) (K<sub>3</sub>). Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan penyinaran tidak berpengaruh terhadap diameter kalus dan luas kalus. Sedangkan, perlakuan ZPT (2,4-D 2 mg/L + BAP 0,5 mg/L) memberikan hasil terbaik pada parameter diameter kalus umur 8 MST (1,05 cm) dan 10 MST (1,24 cm), serta luas kalus umur 8 MST (1,16 cm<sup>2</sup>) dan 10 MST (1,47 cm<sup>2</sup>).2024-02-01T01:29:25+00:00Copyright (c) 2024 Saripah Saripah, Saripah Saripah, Susiyanti Susiyanti, Sulastri Isminingsih, Zahratul Millahhttp://spizaetus.nusanipa.ac.id/index.php/spizaetus/article/view/347Satwa yang Dimanfaatkan sebagai Obat Tradisional di Desa Tempilang dan Ranggas, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung2024-02-01T01:29:25+00:00Randi Syafutrarandi.syafutra@unmuhbabel.ac.idTibrin Sonyatibrin.sonya@students.unmuhbabel.ac.idZaki Irpandizaki.irpandi@students.unmuhbabel.ac.idAlmira Almiraalmira@students.unmuhbabel.ac.idSandi Kiranasandi.kirana@students.unmuhbabel.ac.idAdinda Ersyaadinda.ersya@students.unmuhbabel.ac.idAndika Saputraandika.saputra@students.unmuhbabel.ac.id<p><strong>.</strong> Tempilang dan Ranggas merupakan dua desa di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yang masih memanfaatkan satwa sebagai obat tradisional. Penelitian ini dilaksanakan untuk mengumpulkan, menganalisis, dan mengevaluasi data pemanfaatan satwa sebagai obat tradisional oleh masyarakat Desa Tempilang dan Ranggas. Penelitian dilaksanakan selama tiga bulan dari September hingga November 2022. Pengumpulan data penelitian melalui survei dan pemilihan informan menggunakan <em>snowball sampling</em>. 14 informan terpilih kemudian diwawancarai sesuai dengan kuesioner yang disiapkan. Analisis data penelitian dilaksanakan secara kualitatif (menggunakan statistika deskriptif) dan kuantitatif (menghitung RFC dan ICF). Hasil penelitian mengungkapkan bahwa pemanfaatan satwa sebagai obat tradisional masih dipraktikkan karena berbagai alasan yang saling terkait. Keterbatasan akses ke layanan kesehatan modern mendorong masyarakat untuk mengandalkan pengetahuan turun-temurun yang telah menjadi bagian tak terpisahkan dari budaya mereka. Pemanfaatan satwa ini terbukti efektif dan mudah dijangkau, serta memiliki nilai budaya dan spiritual yang memengaruhi pilihan pengobatan. Dengan adanya korelasi positif antara usia informan dan tingkat pengetahuan terkait pemanfaatan satwa sebagai obat tradisional, menunjukkan bahwa informan berusia >45 tahun memiliki pengetahuan yang lebih luas karena pengalaman hidup yang lebih banyak. Namun, perlu diperhatikan bahwa beberapa spesies yang dimanfaatkan tersebut memiliki status konservasi yang terancam. Perlindungan yang lebih intensif/ketat dibutuhkan untuk menjaga kelangsungan hidup mereka, sehingga kerjasama yang kuat dibutuhkan antara pemerintah, lembaga konservasi, dan komunitas lokal.</p>2024-02-01T01:29:25+00:00Copyright (c) 2024 Randi Syafutra, Tibrin Sonya, Zaki Irpandi, Almira Almira, Sandi Kirana, Adinda Ersya, Andika Saputrahttp://spizaetus.nusanipa.ac.id/index.php/spizaetus/article/view/350Bioremediasi Merkuri (Hg) Dengan Pemanfaatan Bakteri Indigenous dari Kawasan Sungai Tercemar Limbah Pertambangan Emas Batangtoru2024-02-01T01:29:25+00:00Annisa Amaliaannisamalia991@gmail.comUlfayani Mayasariulfayani.mayasari@uinsu.ac.idRizki Amelia Nasutionrizkiamelianst@uinsu.ac.id<p>Aktivitas penambangan emas bisa menghasilkan peningkatan kerusakan lingkungan akibat pembuangan limbah dengan konsentrasi dan kualitas tertentu.Salah satu contoh dari limbah pertambangan emas yaitu terdapat adanya logam berat yaitu merkuri (Hg) pada limbah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan isolat bakteri dalam menurunkan kadar logam merkuri (Hg) dari kawasan sungai tercemar limbah pertambangan emas Batangtoru. Penelitian ini menggunakan deskriptif kuantitatif.Hasil penelitiandidapatkan 5 isolat yang berasal dari kawasan sungai tercemar limbah pertambangan emas Batangtoru.Parameter yang diamati berupa makroskopis dan mikroskopis serta uji resistensi bakteri dengan konsentrasi merkuri 100 ppm. Hasil uji penurunan kadar logam dilakukan menggunakan alat AAS dimana terdapat 3 isolat bakteri yang mampu menurunkan kadar merkuri yaitu Bacillus dengan persentase penurunan 89, 02%, Micrococcusdengan persentase penurunan 90,56%, Clostridiumdengan persentase penurunan 94,44%.</p><strong><em>Kata Kunci</em></strong><em>:</em> Bakteri Resistensi, Bioremediasi, Limbah Tambang, Logam Berat Hg2024-02-01T01:29:25+00:00Copyright (c) 2024 Annisa Amalia, Ulfayani Mayasari, Rizki Amelia Nasutionhttp://spizaetus.nusanipa.ac.id/index.php/spizaetus/article/view/351Inisiasi Kalus Embriogenik Manggis (Garcinia mangostana L.) var. Macakal Terhadap Pemberian 2,4-Dichlorophenoxyacetic Acid dan 6-Benzyl Amino Purine Secara In Vitro2024-02-01T01:29:25+00:00Ratri Yulianingsari Negororatriynegoro@gmail.comSusiyanti Susiyantisusiyanti@untirta.ac.idSulastri Isminingsihsulastri@untirta.ac.idZahratul Millahzmillah_untirta@yahoo.com<p>Manggis Macakal merupakan salah satu varietas unggul yang berasal dari Provinsi Banten. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kadar konsentrasi 2,4-D dan BAP terhadap induksi kalus embriogenik manggis (<em>Garcinia</em> <em>mangostana</em> L.) var. Macakal secara <em>in vitro</em>. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Bioteknologi Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Serang, Provinsi Banten pada bulan Juni-Oktober 2023. Penelitian menggunakan rancangan acak kelompok lengkap, terdiri dari dua faktor dan empat ulangan. Faktor pertama adalah konsentrasi 2,4-D (P) yang terdiri dari dua taraf yaitu: 1 ppm (P<sub>1</sub>) dan 2 ppm (P<sub>2</sub>). Faktor kedua adalah konsentrasi BAP (R) yang terdiri dari tiga taraf yaitu: 0,5 ppm (R<sub>1</sub>), 0,75 ppm (R<sub>2</sub>), dan 1 ppm (R<sub>3</sub>). Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan 2,4-D tidak memberikan pengaruh nyata terhadap diameter kalus, luas kalus dan pertumbuhan kalus embriogenik. Perlakuan BAP memberikan hasil terbaik terhadap diameter kalus pada umur 12 MST (0,79 cm). kemudian luasan kalus pada umur 12 MST (0,97 cm<sup>2</sup>).</p>2024-02-01T01:29:25+00:00Copyright (c) 2024 Ratri Yulianingsari Negoro, Susiyanti Susiyanti, Sulastri Isminingsih, Zahratul Millahhttp://spizaetus.nusanipa.ac.id/index.php/spizaetus/article/view/352Identifikasi Jenis Pohon Riparian di Sumber Mata Air Desa Merbaun Kecamatan Amarasi Barat2024-02-01T01:29:25+00:00Chatarina Gradict Semiunchatarinagr4dict@unwira.ac.idYulita Iryani Mamulakyulitairyani@yahoo.co.id<p>Pohon riparian merupakan salah satu komponen penyusun ekosistem riparian (seperti mata air). Riparian terrmasuk sebagai daerah konservasi khusus yang perlu dipertahankan vegetasi aslinya karena jika vegetasi riparian semakin menyusut yang berdampak pada penurunan keanekaragaman hayati dan hilangnya fungsi vegetasi riparian tersebut Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui jenis-jenis pohon ripaian yang terdapat di sumber mata air desa merbaun, kecamatan Amarasi barat, kabupaten Kupang, Nusa tenggara Timur. Penggumpulan data terdiri dari tingkat kealamian dan keanekaragaman spesies. Pengumpulan data jenis tingkat kealamian terhadap pohon riparian mengunakan indeks <em>naturaliness</em> dan indeks h<em>emeroby</em>). penarikan sampel pohon menggunakan metode kuadrat (<em>Quadrat Sampling Technique)</em> yang dilakukan secara acak. Di setiap plot, dilakukan identifikasi tumbuhan. Pengenalan nama tumbuhan menggunakan nama lokal, yang dirujuk ke nama ilmiah atau nama binomial. Analisis data terdiri dari status endemisme, indeks kekayaan jenis (Dmg), indeks keanekaragaman Shanon- Wiener (H’), dan indeks dominansi (D). Hasil penelitian ditemukan 15 jenis pohon yang terdiri dari 11 jenis endemik dan 4 jenis eksotik. Dmg dan H’ tergolong sedang, dengan tidak ada jenis pohon yang mendominasi.</p>2024-02-01T01:29:25+00:00Copyright (c) 2024 Chatarina Gradict Semiun, Yulita Iryani Mamulakhttp://spizaetus.nusanipa.ac.id/index.php/spizaetus/article/view/360Keanekaragaman Jenis Capung (Ordo Odonata) di Kecamatan Rancah Kabupaten Ciamis Provinsi Jawa Barat2024-02-01T01:29:25+00:00Pathiyatul Azkiaazkiapathiyatul@gmail.comInsan Kurniainsankurnia@apps.ipb.ac.idYun Yudiartiputriza2@gmail.com<p align="justify">Capung (Ordo Odonata, Insecta) merupakan bagian penting ekosistem sebagai predator serangga hama, indikator kualitas perairan, serta standar penilaian kerusakan lingkungan Capung dapat dijumpai pada berbagai lingkungan termasuk pedesaan. Penelitian bertujuan menganalisis keanekaragaman jenis capung di Kecamatan Rancah. Penelitian dilaksanakan pada Maret-Mei 2022 di 10 tipe habitat mencakup 152 lokasi dan 677 jalur. Data capung diambil dengan metode jalur berukuran 100x20 meter. Analisis kuantitatif dilakukan dengan (1) uji <em>chi-square</em>, (2) indeks keanekaragaman jenis (H’), (3) indeks kemerataan jenis (E), dan (4) indeks kesamaan komunitas (IS). Jenis capung yang dijumpai sebanyak 17 jenis dari dua sub-ordo dan lima suku. Jenis paling banyak dijumpai di habitat Sungai (14 jenis) sedangkan yang paling sedikit dijumpai di habitat kebun singkong, kebun cokelat, dan permukiman yaitu masing-masing sebanyak empat jenis. Uji <em>chi-square</em> untuk jumlah jenis dan jumlah individu berbeda signifikan antar tipe habitat. Nilai H’ untuk seluruh lokasi yaitu sebesar 1,72 dan nilai E sebesar 0,61. Nilai IS berkisar antara 0,27-1,00. Tiga tipe habitat yaitu habitat kebun talun, hutan sengon, dan lapangan memiliki nilai IS=1,00. Nilai IS yang digambarkan dengan dendogram, menunjukkan dua kelompok komunitas capung, yaitu komunitas capung habitat akuatik dan komunitas capung habitat terestrial.</p>2024-02-01T01:29:25+00:00Copyright (c) 2024 Insan Kurnia, Pathiyatul Azkia, Yun Yudiartihttp://spizaetus.nusanipa.ac.id/index.php/spizaetus/article/view/363Video Pembelajaran Berbasis Powtoon: Pengaruh Media terhadap Kemandirian Belajar Biologi Siswa2024-02-01T01:29:25+00:00A. S. Alonemareraalonemarerausn@gmail.comKemandirian belajar memiliki peran yang sangat penting dalam pembentukan karakter dan kesuksesan akademis siswa. Kemandirian belajar biologi siswa di SMAN 4 Sidrap dinilai rendah, diduga akibat pembelajaran biologi yang kurang melibatkan teknologi informasi sehingga terkesan bersifat konvensional. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pelibatan video pembelajaran berbasis aplikasi powtoon terhadap kemandirian belajar biologi siswa di SMA Negeri 4 Sidrap. Penelitian berjenis quasi eksperimen, memiliki populasi seluruh siswa kelas X IPA SMA Negeri 4 Sidrap berjumlah 45 orang. Melalui teknik complete sampling, ditetapkan seluruh populasi sebagai sampel penelitian yang dibagi menjadi kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dengan desain post-test control group. Data dikumpulkan dengan teknik angket menggunakan instrumen lembar angket kemandirian belajar. Data dianalisis secara deskriptif dan inferensial. Hasil penelitian menunjukkan nilai rata-rata kemandirian belajar kelas kontrol sebesar 40,40 dan kelompok eksperimen sebesar 73,83. Hasil uji <em>independent sample t-test</em> diperoleh nilai signifikansi 0,00 Sig. < 0,05. Dengan demikian, disimpulkan bahwa pelibatan video pembelajaran berbasis powtoon memiliki pengaruh positif terhadap kemandirian belajar biologi siswa. Dalam pengembangan ilmu pengetahuan, penelitian ini dapat memberikan kontribusi terhadap pengembangan metode pembelajaran inovatif dengan memanfaatkan teknologi video dan alat pembuatan animasi seperti Powtoon. Ini dapat membuka jalan untuk eksplorasi dan pengembangan metode pembelajaran baru yang lebih efektif.2024-02-01T01:29:25+00:00Copyright (c) 2024 A. S. Alonemarera